Cuma sebuah celotehan yang mewarnai garis kehidupan

Senin, 02 Desember 2013

Rindu

Tiba-tiba aku rindu berlari.. Berlari dengan sedikit menari.. Ak rindu menggerakkan seluruh tangan dan kakiku.. Mengikuti aliran angin yang menerpa tubuhku, membisikkan sebuah semangat menderu.. Ahh..aku rindui antusiasme itu.. Kini rantai itu membatasi gerakku..dinding itu meredam suaraku.. Aku ingin kembali mendapatkan kebebasanku.. Berlari lepas.. Menari bebas.. Berceloteh renyah.. Terpancang kuat, dengan segala antusiasmeku..

Minggu, 08 September 2013

Hati-hati Jaga Hati



X             : biarlah aku membencinya dengan sepenuh hatiku agar aku bisa melupakannya.
Y          : jangan, bukan seperti itu cara melupakan. Semakin kau coba untuk membencinya, maka akan semakin kau mengingatnya. Karena seseorang yang membenci itu pikirannya akan sibuk untuk mencari-cari kesalahan dan keburukan yang dilakukan oleh orang yang dibencinya. Justru hal itu akan membuatmu semakin sulit untuk melupakannya. Lagipula bagaimana pun kita adalah saudara, tidak boleh membenci saudara dengan alasan dan cara seperti itu. Menurutku, yang harus kau lakukan bukan berusaha melupakan ataupun membencinya, tapi ikhlaskanlah dia kepada Robb pemiliknya. Cukuplah Allah mengetahui penyesalan atas perasaan yang belum waktunya itu, memohon pertolonganlah kepada Allah tentang permasalahan hatimu, ikhlaskanlah dia semata-mata karena Allah, dan mohonlah keikhlasan itu hanya dari Allah semata.


Yap, sebuah rasa yang belum saatnya. Sebuah “perasaan”, sebuah “hati”, sesuatu yang selalu menjadi misteri. Terkadang jika kita tidak hati-hati bisa tak terkendali, maka kembalilah kepada Illahi Robbi.. =)

Kamis, 13 Juni 2013

Angin sore dan gemericik air

Subhanallaah..sore ini kembali ku berjalan di kerajaan ini. Sejenak berhenti di sebuah tepi danau. Subhanallaah..angin sore ini membelai perlahan hati ini, dipadukan dengan suara gemericik air yang senantiasa kurindui..
Tiba2 aku pun rindu indahnya alam-MU. Lebih tepatnya lagi..aku rindu bersua dengan air terjun ciptaan-MU, yang senantiasa memberikan kesejukan menembus hatiku..
Paduan angin sore ini dan suara gemericik air ini, membawa kembali kenangan menakjubkan tentang ciptaan-MU yang slalu kurindukan..
#waterfall
Program Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya

Senin, 10 Juni 2013

Sepercik rasa itu

Ya..manusia..seringkali terbawa oleh perasaan dan emosi sesaat..
Ketika memiliki mimpi, yang dirasa itu adalah haknya..dia benar-benar bersikukuh untuk mendapatkannya..berikhtiar dan berdo'a untuk mimpinya..hingga kadang terlupa bahwa dunia ini hanya seumpama ujung jari yang dicelupkan ke sebuah samudra..
Dan kadang, ketika dia melihat orang lain telah mendapatkan mimpinya itu..ada sepercik rasa iri yang timbul di hati, mempertanyakan pada Illahi, apa gerangan rencana-NYA..kenapa hingga saat ini dia belum mendapatkan mimpinya..ketika banyak dari orang-orang disekitarnya telah meninggalkannya dan mendapatkan mimpinya itu..bahkan dia bertanya, bukankah dia juga berhak mendapatkan mimpi itu sebelum dia meninggalkan dunia yang fana ini, toh mimpi itu adalah untuk menyempurnakan ibadahnya kepada-NYA bukan hanya untuk kepentingan dunia..
Ah, apapun alasannya..sebenarnya mimpinya itu terletak di dunia..dia terlalu banyak berharap pada mimpinya..hingga ketika mimpi itu tak kunjung terwujud..maka dia mulai mempertanyakan haknya, menyalahkan nasibnya..
Hingga saatnya tiba datang teguran dari Robnya, menamparnya dan mengingatkannya kembali..apakah tujuan dari kehidupannya ini..

"Karena اللّهُ selalu mengetahui yang terbaik bagi hamba-hamba-NYA, maka senantiasa syukuri atas semua skenario-NYA"
Program Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya

Selasa, 30 April 2013

Menyerah?

Erl:"Aku sepertinya sudah mulai berpikir untuk menyerah"
Herzy:"Apa? Apa aku tidak salah dengar? Bukanya kau selalu bilang kalau 'semangat' adalah nama belakangmu?"
Erl:"Ya, namun sepertinya kini ak sudah menua. Sudah cukup tua untuk berpikir mulai menyerah"
Herzy:"Hey, apa yang terjadi denganmu? Mana sifat antusiasmu yang tinngi? Egomu? Kekanak-kanakanmu? Rasa ingin menangmu? Kemana semua itu pergi? Hanya karena merasa sudah cukup tua?"
Erl:"Ya, mungkin selama ini aku memungkiri bahwa aku sudah cukup tua, maka aku selalu bersikap manja dan kekanak-kanakan. Meski sebenarnya sikap manja dan kekanak-kanakan itu aku tujukan utamanya untuk menjaga semangatku. Tapi sekarang aku mulai mengambil pilihan untuk berdamai dengan usiaku, menerima bahwa aku sekarang sudah cukup tua, tidak akan memungkirinya lagi."
Herzy:"Terus, kalau kau sudah berdamai dengan usiamu, apakah harus menghilangkan semangatmu? Pilihan yang aneh. Sudahlah, aku tak mau mendengarkanmu lagi. Aku baru mau mendengarkanmu kalau kau sudah kembali datang dengan semangatmu yang selalu menyala itu. Saat ini, aku tidak mengenalmu"

Selasa, 16 April 2013

Celotehnya

Erl : "Sepertinya aku mulai kwatir, kenapa tidak kunjung datang ya?"
Herzy: "Bukannya kekwatiranmu itu sudah dari dulu ya?"
Erl: "Iya, tapi semakin waktu berjalan, aku semakin kwatir"
Herzy: "Salahmu sendiri kau selalu menolaknya, sudah berapa banyak coba?"
Erl: "Hey, kenapa kau sinis seperti itu? Aku menolak bukan sekedar iseng atau tanpa alasan yang jelas kan. Lagipula, kau sendiri tau, aku tidak hanya menolak tapi juga ditolak"
Herzy: "Ya, dan ketika seharusnya kau tidak tau kalau ditolak, malah kau tau semua itu. Tidak enak kan rasanya. Memang apa alasanmu selama ini menolak?"
Erl: "karena Robku belum memberikan kemantapan hati itu"
Herzy: "Kau sebenarnya mencari yang seperti apa? Yang kaya? Yang pintar? Yang sabar? Atau yang sempurna?"
Erl: "Kriteria macam apa itu? Aku tidak mengharuskan dia kaya, karena aku ingin bisa belajar mencari nafkah sedikit demi sedikit dengannya, agar kami tidak terlena dengan gemerlapnya harta. Aku tidak mencari yang luar biasa pintar, karena aku sadar bahwa aku pun masih tidak tahu apa-apa, justru aku berharap kami bisa banyak belajar bersama. Aku tidak mencari yang terlampau sabar, karena ketika kelak aku salah langkah, aku butuh seseorang yang dengan tegas mengingatkan. Dan aku tahu bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang sempurna, maka aku berharap akan bisa menerimanya dengan segala kekurangannya"
Herzy: "Lalu kau mencari yang seperti apa? Yang miskin, bodoh dan banyak kekurangan?"
Erl: "Aku mencari yang terbaik yang dipilihkan-Nya untukku, yang berani menanggungku, yang dengan memilihnya maka Robku akan memberikan ketenangan padaku"

"Tidak akan bergeser waktunya dan tidak pula berganti orangnya"
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Rabu, 10 April 2013

Sang Batu (6)

Dan sang batu pun benar-benar merasa bukan bagian dari rumah yang ditempatinya saat ini..
Mereka, yang telah lama menjadi bagian rumah ini, ketika berdialog dengan sang batu menggunakan sebutan "kami", bukan "kita"..
Mereka, yang telah menempati masing-masing bagian dari rumah ini, menyebut sang batu sebagai "tamu"..
Selain kesabaran dan keteguhan hati, apalagi "harta" yang dimiliki oleh sang batu untuk tetap bertahan dalam rumah ini?
Sang batu pun sadar, dia bukan siapa-siapa, tidak bisa dibandingkan dengan para penghuni rumah ini..
Sang batu pun sadar, dia tidak berarti apa-apa bagi para penghuni rumah ini..
Sang batu pun sadar, dia hanyalah sebuah batu hitam legam, yang begitu keras, yang berada di bagian terluar dari rumah ini..
Sang batu pun senantiasa berusaha untuk bersyukur, bersyukur meski dia bukan siapa-siapa dan tidak berarti apa-apa, dan bahkan tidak ada yang melihatnya..namun setidaknya dia masih dapat melihat dari kejauhan rumah ini..rumah yang cukup familiar namun ternyata masih tetap saja asing baginya..
Dan sekali lagi, "harta" yang saat ini ia ingin jaga adalah kesabaran dan keteguhan hati..
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Angin sore

Tiba-tiba aku rindu angin sore..
Aku rindu angin sore yang mampu membelai dan menenangkan hatiku..

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Hatinya

Hatinya begitu rapuh..sangat rapuh malah..bahkan lebih rapuh dari sekedar kaca..sedikit goresan bisa membuat hatinya retak..

Tak heran jika hatinya sering harus dikuatkan..rapuh bukan berarti membuatnya lemah..rapuh dan mudah retak justru membuatnya senantiasa meningkatkan daya tahannya, agar tidak pecah..rapuh dan mudah retak justru membuatnya ditempa setiap saat, agar retakan-retakan itu tetap akan menjadi retakan yang tak bergeming..

Kadang hatinya pun bertanya, kenapa bisa serapuh ini..lelah pastinya..lelahnya hati jauh lebih melelahkan dibanding lelahnya raga..

Tapi hatinya pun berusaha untuk memahami semua ini..rapuhnya hati bisa menjadi sebuah kelemahan tersendiri..namun, dia berjanji bahwa rapuhnya hatinya akan menjadi sebuah kekuatan tersendiri..biarlah rapuhnya hati menjadi pengingat tersendiri..
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Minggu, 07 April 2013

Sebuah Rasa

Wajahku memerah..hatikupun gundah..tanganku pun bergerak mencari sesuatu dengan acaks..aku, benar-benar tidak tahu ketetapan-MU, dan hal itu sungguh membuat hatiku gemas..sejenak, semua terasa menegangkan..perasaanku pun bercampur baur antara senang dan penasaran..namun segera ku kuasai perasaanku..ku netralkan kembali semua perasaan dan pikiranku..kini aku sedang berusaha dengan tenang menunggu dengan sabar ketetapan-MU..

Kamis, 04 April 2013

Angin sore ini

Sore ini..angin begitu bersahabat denganku..menyejukkan hatiku..di lapangan ini, ku berlarian dengan mereka..tertawa dan bercanda..
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Rabu, 03 April 2013

Ketergantungan


Ketika diantaranya ada sebuah kebutuhan, ketergantungan dan keterkaitan..maka akan lebih mudah untuk mengerjai ataupun dikerjain..


Senin, 01 April 2013

Menang


Ehm..yang ada adalah sindiran-sindiran terselubung saat ini..entahlah, antusiasmeku sedang dalam kondisi prima..maka yang kulakukan adalah tersenyum. Menghadapi semua dengan senyuman, dan aku pun merasa menang. Tidak peduli apa yang terngiang saat ini di telingaku. Aku tetap tersenyum karena Robku. Dan saat ini aku tetap dengan egoku, dengan rasa menangku. Setidaknya aku menang melawan diriku sendiri..ya, aku menang di sore yang sejuk ini.

*Rapat di penghujung sore yang sejuk dengan guyuran hujan-Nya

Rabu, 27 Maret 2013

Antusiasme

Akhir-akhir ini aku merasa kehilangannya..sering merasa jenuh..bahkan rapuh..

Ada yang bilang aku terlalu gampang bosan..ya, aku akui aku kadang merasa begitu bosan..
Bosan, karena semuanya sekarang tidak seseru dahulu..antusias itu mulai memudar..
Dulu aku masih bisa berlarian dengan begitu antusiasnya..dan semua orang pun tersenyum melihatnya..bahkan kadang mereka ikut berlari juga..
Dulu pun aku bisa berlari sambil sedikit menari, menyembunyikan tarian kecilku dalam gerak langkah lariku..
Hatiku berdengup dengan kencang..semua tampak menegangkan dan menyenangkan..
Sedang tangan-tangan lembut itu telah bersiap menangkapku ketika aku terjatuh..maka dalam antusiasku saat berlari, aku tak pernah takut untuk terjatuh..
Tangan-tangan lembut itu pula yang menuntunku saat aku salah arah atau bingung mengambil arah..


Ada yang bilang aku selalu terpaku pada tangan-tangan lembut itu..sehingga tidak bisa menerima tangan-tangan dingin yang sekarang nyata-nyata ada di sekitarku..
Mungkin benar semua itu. Namun kini aku telah berusaha menerima tangan-tangan dingin itu..hanya saja ternyata usahaku untuk menyambut tangan-tangan dingin itu telah membekukan hatiku..ya, hatiku pun menjadi beku..
Rasa dingin itu telah membekukan antusiasmeku..
Ya, cukup lama hatiku membeku..

Ah, namun apa artinya semua itu..
Aku adalah aku, dengan segala keakuanku..
Egois memang..namun itulah yang membuatku selama ini bertahan..

Aku suka berjalan tanpa kenal lelah..
Aku suka berlari tanpa henti..
Aku suka menari dalam selipan lari..
Aku suka bermimpi tanpa tau diri..
Aku suka berkreasi dengan hati..
Aku suka bertanya tanpa jeda..
Aku suka berceloteh pada dunia..
Aku suka berbeda dalam warna..
Aku suka tersenyum pada senja..
Aku suka bercanda dengan nestapa..
Aku suka membara dalam keheningan..

Aku adalah aku..dengan segala egoismeku..dengan segala antusiasmeku..

*karena semangat itu adalah anugerah terbesar yang Engkau berikan padaku

Selasa, 26 Maret 2013

Berjalan part 2


Udara panas siang ini semakin menguapkan semangatku..
Ya, dan akupun terduduk di depan sebuah bangunan yang mengecewakanku..
Sia-sia sudah aku berjalan untuk menemuinya, yang ada adalah rasa kecewa..
Aku pun terduduk terdiam di depan bangunannya..lelah dengan segala kekecewaan..
Namun, orang yang berlalu lalang dihadapanku mulai memperhatikanku..
Mungkin wajahku tampak asing, terduduk terdiam dengan pasrah di depan bangunan itu..
Dalam diamku, aku mulai terusik dengan pandangan beberapa orang..akhirnya aku pun beranjak dan berjalan..
Namun, ternyata ketika aku mulai berjalan..kakiku tak mau berhenti..berjalan dan terus berjalan..aku pun menulis sambil tetap berjalan..
Kini aku sudah berada jauh dari bangunan itu, dan cukup jauh pula dari tempat aku berasal..
Kini aku berjalan diantara pepohonan..masih terus berjalan..
Akhirnya aku menemukan sebuah tujuan..bertanya beberapa kali untuk mencari jalan..
Dan, aku pun sampai. Namun,yang kuhadapi sebuah sambutan yang tidak menyenangkan..cukup!
Aku sudah cukup lelah..semua semakin membuat hatiku basah..dan akhirnya mataku pun memerah..aku menyerah..

Rabu, 20 Maret 2013

RINDU

Rindu untuk bisa menikmati indahnya alam-MU..


Pantai yang menenangkan..
Semilir angin..deburan ombak..
Cakrawala yang begitu luas..
Semua menunjukkan kebesaran-MU..








Ingin bermain lagi ke puncak gunung..
Berteriak sekerasnya..
melonjak-lonjak sepuasnya..
lalu..menghirup segarnya udara sambil menikmati indahnya pemandangan yang ada..

Atau..minimal mendaki ke air terjun..
menikmati deburan air yang berjatuhan dan berburai menghantam batu..
merasakan butiran-butiran airnya yang terasa lembut dan dingin menyentuh kulit..
mendengarkan aliran airnya yang bagaikan irama alam yang mengalun menyejukkan jiwa..

Rindu..

Jalan-MU


Ya Rob..selalu ingin berjuang di Jalan-MU..
Namun, terkadang semua tampak bias..
Apa yg harus dilakukan?
Tidak ada yang memandu, atau minimal memberi masukan, atau minimal mendengarkan..
Ya Rob..kenapa Engkau sering kali membuat merasa berjalan sendirian?
Dan, kini seharusnya sudah terbiasa berjalan sendirian..tapi ternyata tetap tidak bisa..terlalu rapuh, perlu untuk dikuatkan..masih begitu bodoh, perlu untuk dibimbing..sering kali lalai,perlu untuk diingatkan..terkadang sangat reaktif, perlu ditenangkan, dipahamkan dan diberi masukan..
Dan yang paling menakutkan, alih-alih berjuang di jalan-MU, tapi ternyata malah menutup jalan dakwah menuju jalan-MU..sungguh menakutkan..
Yang Maha Mengetahui, mohon ampuni jika ternyata tersalah serta tunjuki jalan yang benar..Namun, tetap ijinkan berjuang di jalan ini..dengan segenap keterbatasan..
posted from Bloggeroid

Minggu, 17 Maret 2013

Kebosanan dan Riuh Tawa Mereka


yup kebosanan mereka sering kali nampak ketika aku mulai akan mengajar, keluhan-keluhan tentang batasan-batasan yang diterapkan disekolah semakin banyak ketika aku pertanyakan sambil bercanda dengan mereka..dan kemarin, aku menemukan secarik kertas, sebuah ungkapan perasaan dari salah seorang diantara mereka, benar-benar ungkapan keputus asaan namun diakhiri dengan sebuah kalimat penguat agar mereka bertahan.
Terkadang di hari Sabtu kuluangkan waktuku untuk bisa bertemu dengan mereka, harapanku sederhana, hanya ingin dapat berbagi ilmu dan sedikit memberikan semangat kegembiraan pada mereka. Aku ingin menjadi manusia yang bermanfaat, maka sedikit waktuku ingin kubaktikan untuk bercengkrama dengan mereka. Aku dengan segala keterbatasannku berharap bahwa sekelumit waktu itu bisa bermanfaat bagiku dan bagi mereka.

*Ekskul medis di salah satu international boarding school di kota Apel

Berbeda


Berada di tengah kalian, membuat kota yang dingin ini terasa sedikit menghangat, meskipun tetap saja aku ini berbeda*

*tu, tangan kirinya pake diangkat segala

Ngomong-ngomong soal "berbeda", jadi inget dulu pas awal masuk ke kota ini, pas dapat amanah pertama dengan orang-orang hebat. Aku merasa begitu berbeda, mereka tampak begitu lembut, keibuan, tegas, dan pendiam, sungguh jauh berbeda dengan diriku ini. Aku pun mengadu pada mbak kecilku saat itu:
Aku : mbaaaak..aku disini kok merasa berbeda ya, orang-orang di sini itu..bla..bla..bla..bisa-bisa aku jadi orang paling heboh di kota ini.
Mbak Kecil: kan emang dulu di Surabaya juga jadi orang paling heboh?
Aku : mbaaaak...apa aku harus berubah menjadi seperti mereka ya? tapi kayaknya aku bakalan jatuh sakit klo harus berubah seperti mereka. Aku tetep seperti ini gak papa kan ya? Asal tidak melanggar aturan syar'i kan ya..
Mbak kecil: iya, ga papa.
Yup, mungkin aku memang berbeda, tidak sesempurna mereka.Namun aku akan senantiasa berusaha menjadi lebih baik, dengan caraku sendiri. ^-^

Selasa, 12 Maret 2013

Semangat dari-MU


Saat ini kemampuan bola mata saya untuk tetap terjaga tinggal beberapa persen, benar-benar hari yang luar biasa..subhanallah..
Padahal di awal hari tadi rasanya untuk beraktifitas saja rasanya begitu berat. Hari ini hari senin, harpitnas (hari kecepit nasional), ditambah kemarin seharian saya main-main ke Ecogreen Park, Batu dari pagi sampai sore lanjut dinner bareng pula..walhasil, bangun di pagi hari badan remuk redam. Rasanya pengen bolos saja. Tapi alhamdulillah Allah selalu mengingatkan amanah saya sebagai seorang pendidik. Akhirnya dengan energi dan semangat seadanya, saya pun berangkat untuk mengajar.
Ya, hari ini adalah harpitnas, makanya ketika memulai mengajar saya iseng untuk mengabsen satu per satu (saya jarang melakukan hal ini karena akan memakan waktu mengajar saya), senyuman satu per satu mahasiswa yang saya panggil akhirnya menular pada saya. Mungkin karena mereka mengenal saya sebagai seorang dosen yang selalu bersemangat dan ceria. Bahkan tidak jarang ketika berpapasan di jalan pun beberapa mahasiswa menyapa saya dengan bersemangat dan saya pun membalas sapaannya dengan tidak kalah bersemangat. Yap, senyuman-senyuman yang tersungging dari masing-masing mahasiswa yang saya absen pagi ini memberikan suntikan pertama di pagi hari saya yang "apa adanya" ini. Mengingatkan kembali diri saya, bahwa mengajar itu sungguh amat menyenangkan. Seperti apapun mood saya, ketika saya berada di depan mahasiswa dan mengajar, maka hal tersebut akan dapat menyeruakkan semangat saya, sungguh ajaib dan menyenangkan!

#Semangat dari-Mu ini Engkau kirimkan melalui senyuman dan antusiasme mereka ya Rob..subhanallah walhamdulillah..


Namun hal ini tidak hanya berhenti di sini. Ketika selesai mengajar, hari ini pun saya iseng ke kantor untuk mencari informasi tentang dana penelitian yang ditawarkan oleh Universitas kepada dosen pemula. Berawal dari keisengan tersebut, tiba-tiba malah saya tertarik dan bersemangat untuk mengajukan penelitian untuk didanai, hal ini berawal dari temen-temen dosen muda yang pada heboh untuk membuat proposal penelitian untuk diajukan. Akhirnya, saya pun membuka link tersebut dan mulai membuka buku panduannya.  Saat membuka buku panduan itu, tiba-tiba sebuah memori terlintas di kepala saya. Yap, buku ini, didalamnya ada tulisan saya dan buku ini sekarang dipakai sebagai panduan seluruh Universitas untuk pengajuan penelitian. Meskipun kontribusi saya tidak terlalu banyak juga, saya adalah sekertaris tim penyusun Rancangan Induk Penelitian untuk salah satu bidang yang disebutkan di dalam buku tersebut (baca tulisan: Profesor, Doktor dan Dokter Hewan ), sedangkan kerangka dari buku panduan itu pun sebagian kecil adalah tulisan saya. Hal ini juga salah satunya yang menyemangati saya, yang menulisnya dulu adalah saya, apakah saya tidak ingin turut serta untuk bisa ambil peran di dalamnya? Ya, akhirnya dengan segala kemungkinan yang ada (deadline tinggal 2 hari lagi) saya bulatkan tekad untuk mencobanya, seperti apapun nanti hasilnya. Bismillah..

#Semangat-Mu pun Engkau kirimkan melalui sebuah niatan untuk bisa memberikan kontribusi melalui ilmu hamba dan kemungkinan untuk membantu orang lain melalui  jalur ini

Dan setelah berkutat seharian, sampai hampir magrib di kampus brain storming dengan teman-teman dosen. Ketika pulang ke rumah pun disambut oleh kedua orang tua yang dengan sengaja menyediakan waktunya untuk main ke malang untuk menengok kedua buah hatinya. Masakan ibu memang tetap menjadi masakan paling enak sedunia, ibu memang koki nomor satu diseluruh jagad raya ini. Selera makanpun langsung mencapai level maksimalnya, masakan yang dipenuhi dengan bumbu kasih sayang itu pun menjadi semangat tersendiri pada ujung hari ini.

#Dan sekali lagi, hari ini semangat-Mu Engkau hadirkan melalui kehadiran kedua orang tua hamba

Kamis, 07 Maret 2013

sebiru hari ini ='D

Dengerin lagu "sebiru hari ini"nya Edcoustik sambil menikmati cerahnya langit biru sore ini dari lantai empat perpustakaan pusat, sembari menikmati semilir angin dari jendela yang kubuka lebar..subhanallah..
*selalu menikmati dan mensyukuri keindahan alam-MU

Rabu, 06 Maret 2013

LUKAKU

Hal ini sebenarnya membuka lukaku..cukup lebar sebenarnya..bahkan terasa tersayat-sayat..semakin perih..
Namun aku berusaha untuk tetap tersenyum..meski kadang sedikit senyum getir yang tersungging..tidak perlu ada seorang pun yang tahu tentang lukaku..
Ah, apalah artinya ketika luka itu terbuka kembali?
Yang ada di hatiku adalah beristighfar dan memohon ampunan yang sebesar-besarnya kepada-Mu ya Rob..
Memohon ampun karena Engkau ingatkan kembali bahwa hamba ini begitu lemah dan harus senantiasa memohon perlindungan-Mu..
Semakin lukaku terkoyak..semakin hamba memohon perlindungan-Mu, beristighfar kepada-Mu..
Dekatkan hamba pada-Mu..

*Astaghfirullah*

Senin, 04 Maret 2013

"Anak Kecil"

Sebuah percakapan:
Akh A: "Jangan gitu ukh, mereka itu kan masih anak kecil".
Ana: "Antum juga kan anak kecil" #sambil senyum puas.
Akh A: "Astaghfirullah" #sambil geleng-geleng.

Percakapan yang baru terjadi kemarin dengan seseorang yang selisih umurnya hanya 1,5 tahun dengan saya. Tiba-tiba jadi teringat, beberapa hari yang lalu ada seorang teman saya yang memberi tahu sebuah rahasia, entah saat itu kita sedang ngobrol lewat BBM tentang apa, tapi tiba-tiba dia memberi tahu saya rahasia tentang ikhwan (laki-laki). Teman saya ini baru saja menikah akhir tahun kemarin, dan dia menceritakan kepada saya hal-hal yang tidak boleh saya lakukan pada laki-laki, karena kalau hal tersebut saya lakukan maka akan membuat laki-laki yang saya ajak komunikasi akan emosi. Dan buruknya, setelah dia menceritakan hal-hal yang tidak boleh dilakukan malah ternyata itu yang sering saya lakukan. Termasuk juga diantaranya saya suka mengatakan laki-laki yang umurnya dibawah saya (entah cuma selisih 1 hari atau bahkan jam) dengan sebutan "anak kecil".
Yup, rumit. Sebuah kata yang akhirnya menjadi kesimpulan saya terhadap sosok yang disebut dengan "laki-laki". Memang secara psikologis maupun fisiologis laki-laki dan perempuan itu sungguh jauh berbeda. Seperti menanggapi sebutan "anak kecil", kalau saya sendiri tidak terlalu mempermaslahkan sebutan sebagai "anak kecil", karena salah satu sifat dasar saya memang masih kekanak-kanakan. Begitulah, perempuan memang memiliki sifat dasar kekanak-kanakkan, hal ini sesuai dengan peran seorang perempuan sebagai seorang ibu, yang harus bisa peka terhadap perasaan anak kecilnya dan bisa ikut bermain bersama dalam setiap permainannya. Berbeda dengan laki-laki yang ingin dianggap dewasa dan mampu menjadi sebuah sosok "penanggung", sehingga tidak mau diremehkan dengan sebutan "anak kecil".
Hmmm..beberapa buku yang pernah saya baca memang menyebutkan karakter dasar perempuan dan laki-laki yang jauh berbeda. Bahkan ada yang mengilustrasikan bahwa laki-laki dan perempuan berasal dari dua planet yang berbeda, Mars dan Venus. Ah, memang kadang perempuan dianggap terlalu banyak bicara, cerewet, ribet, padahal sifat dasar perempuan adalah hanya ingin didengarkan dan dipedulikan. Sedangkan laki-laki dengan sifat dasarnya yang lebih menggunakan logika dibandingkan perasaaannya memang pada umumnya tidak peka dan gagal menangkap sinyal-sinyal yang dikirimkan oleh perempuan yang berkomunikasi dengannya. Ini yang kadang membuat rumit komunikasi antara laki-laki dan perempuan, perempuan yang cenderung perasa dan jarang mengungkapkan apa yang diinginkan dengan lugas, sementara laki-laki yang kurang peka dan lebih merespon terhadap hal-hal yang diungkapkan secara lugas. Entahlah, saya sendiri masih kurang paham dengan berbagai hal tersebut, yang jelas saya percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling melengkapi.

Jumat, 01 Maret 2013

Perasaan Sang Batu (6)


Sang Batu pun bertanya, kenapa harus aku yang berada di posisi ini? Kenapa bukan orang lain yang lebih paham tentang kondisi dan tahu harus berbuat apa..
Kenapa harus aku yang bahkan tidak tahu harus berbuat apa, mungkin situasinya akan berbeda ketika orang lain yang lebih paham yang berada di posisi ini..
Kenapa harus aku yang bahkan semua orang ketika kutanya hanya membisu, membiarkanku berpikir dan bergerak sendiri..bahkan tampak seperti orang buta yang berjalan sekenanya..
Kenapa harus aku, sendirian menghadapi semua ini..
Dan sekarang..aku lelaaaaahh..
Aku memang bukan siapa-siapa, tak tahu apa-apa..
Bahkan mungkin sebagian besar orang menganggapku tidak berguna, hanya sebuah batu biasa..
Ah, apakah itu berarti untukku? Yang menjadi azzamku adalah menjadi batu yang bermanfaat, dengan segala keterbatasanku..bukan untuk menjadi batu yang tampak elok..
Biarkan aku tampak biasa..biarkan aku tampak tak berguna..karena tidak semua orang harus melihat wajah asliku.

Dan, semua ini bukanlah hanya sebuah kebetulan, namun sebuah keniscayaan yang telah digariskan oleh  اَللّهُ  

Rabu, 27 Februari 2013

NANO-NANO "rame rasanya" ='D

Jadi dosen muda itu benar-benar berwarna..kadang cuaaapeeeek..kadang seuuneeeng..kadang suuuntuuuukk..hehehe...

Yup seperti biasa saya mendampingi para Asdos anatomi untuk praktikum saat itu, ketika kegiatan praktikum berakhir dimulailah sebuah sesi yang menegangkan bagi para mahasiswa peserta praktikum, yaitu sesi post test. Pada sesi ini masing-masing mahasiswa akan dihadapkan pada seorang asdos dan harus mampu menjawab pertanyaan dari asdos tersebut secara lisan dan akan dinilai. Seharusnya sih sesi ini sesi yang paling menegangkan, tapi dasarnya asdos anatomi itu anak-anaknya easy going semua, jadi malah sesi ini dijadikan sekaligus sesi pengakraban ke asdos sama mereka, alias kadang pertanyaan terakhir post testnya malah nanya, "klo kakak yang pake jilbab kuning itu namanya siapa?". Heyaaa...geje, tapi gapapa lah. Tapi jangan salah laboratorium anatomi ini adalah laoratorium yang paling tidak toleran dengan yang namanya "kecurangan" saat ujian praktikum, UTS maupun UAS. Sekecil apapun, dalam bentuk apapun, sanksinya langsung pengurangan nilai dengan tegas dan seketika. Dosen-dosennya terkenal 'sadis' kalau menjaga ujian, dan hal ini menurun pada asdosnya.
Nah, ketika itu saya sedang iseng duduk di dekat para asdos yang sedang menguji post test, sambil menikmati suguhan kekonyolan-kekonyolan yang terjadi saat ujian lisan post test. Tiba-tiba asdos disebelah saya nyeletuk, "Yup waktunya habis, silakan dikumpulkan ke Kak Herlina", spontan saya cubit tu si asdos sambil ketawa. Eh, malah asdos yang lain nyeletuk lagi, "Eh, masih inget ga waktu pertama kali liat dokter Herlina jaga UTS, kita pada mikir, mahasiswa FK ini kali ya, salah masuk kelas paling, tapi kok malah jaga ujian", spontan kalimat itu diikuti dengan riuh tawa para asdos lainnya. Saya pun hanya menimpali, "Maklum, saya kan awet muda..hehehehe". Seperti itulah kondisi di laboratorium saya, renyah, tanpa tembok pemisah. Saya berusaha untuk bisa akrab dengan para asdos saya, namun tetap dengan batasan yang jelas.
Tiba-tiba asdos yang berada di dekat saya tadi pun berkata, "Iya dok, kayak kemarin pas workshop di Bali ya, yang tentang handling Reptil itu. Asisten trainernya sampe nanya dokter semester berapa ya..hehehe". Saya jadi teringat beberapa minggu yang lalu sewaktu mengikuti workshop Herpetology di Bali. Saat itu saya dengan style mahasiswa memang tidak ingin dikenali sebagai seorang drh., sayang sekali saat praktek handling biawak, ular dan kura-kura, saya satu kelompok dengan mahasiswa saya (heyaaa). Akhirnya saya memberi isyarat ke dia untuk tidak bilang-bilang kalau saya ini dosennya. Sampai pada sesi kedua handling kura-kura, saya menyindir adek-adek dari Unair yang tidak bisa menyebutkan urutan bagian distal dari kura-kura,"Lhoh, kalian kan semester 2 tho, harusnya semester 1 kemarin dah dapat anatomi kan. Urutannya lho sama kayak osteologi di anatomi semester 1". Dan sang asisten trainernya pun nyeletuk ke saya,"Lha mbaknya semester berapa? Semester tua ya? Semester 9 ya mbak? hehehe". Celetukan asisten trainer itu pun ditimpali oleh salah seorang anggota kelompok itu,"Mbaknya lho sudah drh.", sedangkan saya hanya senyum-senyum saja tanpa menimpali apa-apa. Sang asisten trainer pun terkejut dan sangat malu, akhirnya berkata,"Lhoh, mbaknya kok ga bilang, waduh saya jadi malu, klo saya kura-kura pasti sudah masuk ke tempurung ini". Eh, mahasiswa saya yang duduk di dekat saya malah bilang,"Ini lho dosenku", untung bilangnya lirih, jadi ga ada yang dengar hehehehe..
Yup, kejadian serupa masih sering saya alami, bahkan pernah juga ketika saya sebutkan saya ini dosen malah ga percaya, malah bilang "Oh, asisten dosen ya mbak". Hmmm..kadang saya jadi berpikir, saya harus bersyukur atau bersedih ya? Kalau diambil sisi positifnya berarti wajah saya masih awet muda dan terlihat seperti mahasiswa. Kalau diambil sisi negatifnya, berarti wajah saya tidak meyakinkan sebagai seorang dosen. Yasudahlah, disyukuri saja. Dengan kondisi seperti ini kan masih sering bisa menyamar sebagai mahasiswa dan menyelundup ke kegiatan-kegitan mahasiswa..hehehe.. =D

Senin, 25 Februari 2013

Sebuah tanya..

Yup..di sini aku merasa benar-benar berbeda..aku berasal dari tempat nun jauh di sana..hmmmm..aku tak tau apa-apa..mulai mencari tahu..namun ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa harus melakukan sesuatu yang bahkan aku sebenarnya tidak sepenuhnya memahaminya, yang ada aku ingin bertanya..namun pada siapa?

Minggu, 24 Februari 2013

Sebuah Sore di Kerajaan, "Berjalan".



Aku berjalan..
Entah sejak kapan aku mulai dan suka berjalan..

Aku berjalan..
Entah sampai mana aku terus berjalan..

Sore ini ketika rasa penat sudah mulai menjalar di seluruh tubuh..tiba-tiba keinginan itu menyeruak kembali..yap, keinginan untuk berjalan kaki mengelilingi ‘kerajaan’ ini..
Langkah demi langkah pun mulai kuayunkan..kemana tujuan kaki ini, hanyalah mengikuti hati nurani..
Sore ini, aku hanya ingin mensyukuri udara dingin yang menyelubungi kerajaan ini..berjalan setapak demi setapak sambil menikmati berbagai aktifitas yang terjadi mengiringi langkah ini..
Jalanan kerajaan yang mulai diganti..hmmm..meski banyak yang menilai bahwa jalan lama masih layak untuk dilewati..
Sekumpulan manusia berbaju putih sedang berlatih beladiri, di sebuah tanah lapang yang kuharapkan bisa lebih banyak terisi manusia dengan berbagai aktifitasnya..
Aku berjalan..dan terus berjalan..dan tak terasa kini aku berhenti di sini..disebuah taman di salah satu sisi kerajaan ini, ternyata sekarang aku sedang asyik menulis tulisan ini..duduk sendiri..

*taman kecil selatan FH


Memori di Kotaku (Tulungagung)



Ditemani hujan deras, mobil yang kunaiki melaju menyusuri jalan menuju ke kota Malang. Aku suka hujan, terutama ketika berkendara di dalam mobil. Udaranya yang dingin membuatku terasa nyaman brada di dalam sebuah kotak kecil bersama 8 orang lainnya. Ya, sore ini aku kembali ke kota perantauanku, dengan berat hati meninggalkan kota kelahiranku.
Tulungagung, tempat dimana pertama kali aku meneriakkan dengan lantang suaraku dimuka bumi ini sembari menghirup udara kehidupanku.
Tempat dimana aku dibesarkan dan dididik hingga menjadi sosok manusia seperti sekarang.
Masih segar diingatanku saat ibuku beberapa kali mengulang sebuah cerita, dahulu kedua kakakku selalu dididik untuk menjadi anak baik yang pendiam, sampai suatu ketika kakak laki-lakiku saat pulang dari TK menangis dengan hidung mimisan, dan memang kakak laki-lakiku sering kalah dari teman sepermainannya, karena kejadian itu ibu merubah cara mendidikku. Ibu mendidikku dengan aturan "kalau ada yang pukul balas pukul, ada yang cubit balas cubit". Yap, hal itu membuatku tumbuh menjadi seorang anak perempuan yang cukup berani dan tomboy. Meski saat SD aku cukup minder dan pendiam karena teman-temanku semua berasal dari daerah kota sedangkan rumahku yang paling jauh, bahkan bisa dikatakan yang paling desa. Namun, beranjak SMP, dengan memasuki sebuah SMP favorit yang isinya dari berbagai macam siswa daerah pelosok kotaku, aku pun mulai menampakkan bakatku. Yap, menjadi sosok yang ramai, ceria, tomboy, sekaligus galak, dari semua putra ibuku yang bersekolah di SMP itu, akulah yang paling terkenal dan dikenal oleh guru-guru. Aku satu-satunya anak ibuku yang sempat dihukum berdiri di bawah tiang bendera karena sebagai tim inti paduan suara sekolah tapi pas upacara malah sembunyi di barisan kelas, aku juga satu-satunya yang pada pelajaran bhs Jawa berani protes ke pak Gurunya bahwa nilai raport satu-satunya yang 7 cuma bhs Jawa sehingga semester depan naik jadi 8, aku juga satu-satunya yang karena kedekatanku dengan pak guru bhs Inggris nilai raportku bisa 8, padahal kedua kakakku nilainya hanya 7, aku pula yang memiliki kesempatan memukuli pak Guru Biologi karena di saat latihan karate beliau sabuknya berada di bawahku dan saat itu memang dalam posisi beliau harus 'defens' untuk menerima setiap pukulanku. Aku memang berbeda dari kedua kakakku yang saat SMP adalah sosok-sosok yang rajin dan pendiam. Seperti remaja pada umumnya, aku pun memiliki sekelompok teman dekat yang terdiri dari beberapa perempuan dan beberapa laki-laki. Dan entah kenapa mereka suka membuliku, terutama teman laki-lakiku, tapi siap-siap saja, kalau teman laki-lakiku membuatku jengkel maka tendangan atau pukulanku akan mendarat di bagian tubuh mereka, biasanya tulang kering kaki mereka yang tidak tertutup oleh celana yang hanya sepanjang lutut itu akan terlihat kebiruan atau kehitaman keesokan harinya, ada juga yang berani-beraninya menyentuh daguku kemudian ku kejar sampai dapat dan kupukul lengan atasnya dan keesokan harinya pun lengan bagian atasnya membiru. Maklum, aku cukup gemar berlatih karate, ketika itu di SMP aku sampai menyandang sabuk hijau. Masa-masa selanjutnya pun, kehidupan SMA dan kuliah tidak kalah serunya, aku selalu tersenyum-senyum sendiri setiap mengingat bagian-bagian memori tentangnya. Alhamdulillah,  اَللّهُ membuatku menjadi sosok yang senantiasa mensyukuri tiap episode dalam kehidupanku, mengingat hal-hal yang selalu membuatku bersyukur, menyesali dan melupakan hal-hal yang membuatku tersungkur. Dan kini dengan hobi baruku, aku ingin menuliskan hal-hal di dalam hidupku, namun memang aku tidak bakat menulis diary, beberapa kali kucoba selalu gagal lagi, maka biarlah tangan ini menari diatas keypad ini setiap kali dia menginginkannya.

*mencoba mengisi waktu luang dengan menulis, apapun itu*

Kamis, 21 Februari 2013

SurabayaKu

Yah, hari ini aku ke kota ini, ke Unair tercinta ini untuk KRS'an lagi (meski tadi sempet ketilang di Sidoarjo gara-gara STNK masih dibawa teman serumah). Hmmm, semoga ini KRS terakhirku. Aku harus berazam untuk segera menyelesaikan Tesisku.

Akhirnya setelah sekian lama, ku kendarai juga Sota menuju ke kota pahlawan. Kerinduan itu tiba-tiba menyeruak..kehangatan kotanya..kehangatan orang-orang yang ada di dalamnya..semua masih sama..selalu membuatku jatuh cinta..
Mungkin karena aku dibesarkan selama 5 tahun di kota ini, semenjak menjadi seorang anak kecil yang selalu bisa bermanja mengatakan, "Mbaaak, hiks..hiks..akuuu..bla..bla..bla.." atau "Mass, minta tolong..". Mereka yang selalu ada untukku, dengan begitu tulus senantiasa menasehati dan mendukungku, hingga aku pun dengan rela membersamai jalan juang mereka. Mereka yang bisa menerimaku apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekuranganku. Bahkan ketika ada yang berkata padaku, "Dasar anak kecil" dengan santaipun aku bisa menjawab," Biarin, enakan jadi anak kecil ga pusing, jadi orang dewasa itu ribet". Sampai tiba suatu masa dimana justru aku yang harus menerima rengekan-rengekan itu, "Mbak Liiiiin..hiks..hiks..bla..bla..bla..", adek-adek kecilku yang memanggilku dengan sebutan "Umi"..hmmm..aku akan senantiasa mencintai kalian semua..keluarga di kota keduaku..
Mencuri sedikit waktu untuk bertemu dengan "mbak kecilku", yang selama 4 tahun telah "membina"ku. Sedikit bercerita dan berkeluh kesah seperti biasa, dengan kesibukannya di kampus sebagai seorang asisten profesor di FK Unair, hanya sedikit waktu yang ku dapat darinya. Namun cukup mengobati kerinduan yang telah lama terpendam padanya. Seperti biasa, mbak kecilku ini akan mendengarkan segala celotehanku dan akhirnya memberikan sebuah nasehat pendek yang entah kenapa selalu bisa merasuk begitu dalam ke dalam hati dan pikiranku, membuatku merasa lega dan bisa menerima masukannya. Tadi dia hanya berkata, "Yang terpenting lakukan apa yang anti bisa lakukan, tapi sedikit ubah cara anti, dengan posisi seperti ini anti bukan saatnya untuk bertindak frontal, tapi bagaimana bisa bermain agar kelak bisa mencapai sebuah kedudukan, setelah itu baru anti bisa lakukan apa yang anti inginkan", dan jawabanku pun seperti yang biasa kuungkapkan, "Mbak, lek aku ga mikir kayak gitu mungkin aku dah melarikan diri". Tapi tetap saja kata-kata mbak kecilku ini selalu membekas dalam hati, membuatku berpikir lebih dalam lagi. Ya Rob, semoga hamba tidak salah melangkahkan kakiku ini, bimbinglah hamba dalam setiap langkah ini.



*berharap bisa menemukan sosok "mbak kecil" di kota yang kini kutinggali*

Rabu, 20 Februari 2013

Riuh Semangat Itu

Terkadang riuh semangat itu datang menyeruak tanpa terbendung..ketika masih berada pada relnya, maka semua itu adalah sewajarnya.. 

Riuh semangat itu bukan hanya sekedar membahana tanpa makna..namun sebagai kekuatan untuk berjuang di jalan-NYA..

Selasa, 19 Februari 2013

ANAK YANG TERBUANG

Hari ini pagi-pagi saya sudah bergegas ke LSIH untuk mengikuti pelatihan PCR yang kata seorang teman, saya telah didaftarkan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Kawatir datang terlambat, sesampainya di LSIH saya berlari menaiki tangga sampai di lantai 3, tempat diselenggarakannya acara tersebut. Tiba di meja resepsionis saya mencari nama saya di daftar nama peserta, dan yang terjadi adalah..nama saya tidak tercantum..akhirnya saya putuskan untuk kembali ke kantor, meskipun sebenarnya kalau sedikit memaksa saya bisa saja mengikuti pelatihan tersebut karena ketua penyelenggara dan beberapa panitia cukup saya kenal dengan baik (termasuk yang menjaga meja registrasi), tapi sudahlah, mungkin memang belum rejeki saya.
Akhirnya saya memacu si Sota menuju kantor, berhenti beberapa meter dari ruangan saya, begitu menuju ruangan, saya baru sadar bahwa`karena tergesa-gesa akhirnya saya lupa tidak membawa kunci ruangan saya. Akhirnya mengungsilah ke ruang diskusi Klinik Hewan, menemani seorang teman yang sedang dapat jadwal dokter piket Klinik.
Saat sedang asyik menyalakan laptop, tiba-tiba dua orang klien membawa seekor pasien datang, karena para medisnya sedang memandikan kucing, akhirnya saya yang harus membantu teman saya untuk menangani pasien seekor kucing jantan yang tidak mau makan dengan diagnosa  gangguan saluran kemih. Setelah menangani pasien tersebuut, kami mulai memperhatikan kondisi seekor kucing hitam yang tadi malam telah dilakukan operasi Caesar untuk mengeluarkan kelima anaknya yang pada akhirnya hanya seekor yang selamat. Dikarenakan semalam mengalami operasi yang cukup besar, maka sang induk masih terlihat lemas, sedangkan sang anak kelihat mencari-cari susu induknya dan kemudian mulai meminumnya. Namun setelah sang induk mulai segar, sang induk tidak mau didekati oleh anaknya, bahkan sang anak hampir dicakar ketika hendak menyusu. Melihat hal tersebut saya merasa kasihan pada sang anak. Akhirnya dengan dilapisi sebuah tisu, saya ambil sang anak yang besarnya cuma segenggaman saya. Sang anak saya letakkan ditangan kiri saya, sementara tangan kanan saya tetap bekerja, merevisi 3 buah laporan PKL dan sebuah Skripsi yang sudah terhidang dihadapan saya. Awalnya dia menangis, saya hanya bisa mengelusnya dengan jempol tangan kiri saya, lalu lama-kelamaan dia mulai tertidur (sudah capek nangisnya mungkin). Lalu dia terbangun dan menangis lagi, ketika saya angkat dari tangan kiri saya menggunakan tangan yang sebelah kanan, eh ternyata dia baru saja buang air kecil, terlihat tisu yang melapisinya diatas tangan kiri saya basah. Kemudian saya ganti dengan tisu yang baru, tapi dia nampak kurang nyaman, akhirnya saya letakkan dia langsung di atas permukaan kulit tangan kiri saya, dia mulai 'ndusel' dan menjilat-njilat permukaan tangan saya, terlihat sekali bahwa dia sedang kehausan. Sekali lagi, saya coba bawa ke induknya dengan harapan sang induk mau menyusui, namun ketika saya dekatkan, sang induk langsung menggeram. Tidak tega kalau sampai sang anak terluka. Akhirnya sang anak tetap berada di tangan kiri saya, menjilat-njilat dan sesekali menangis, lama-kelamaan tertidur kembali. Sembari saya tetap melakukan aktifitas saya dengan tangan kanan saya.
"Anak yang terbuang", itu yang bisa saya lihat pada anak kucing yang sekarang sedang tertidur lelap di tanngan kiri saya (sudah selesai revisi 1 Skripsi dan 1 laporan PKL, sekarangn lagi rehat nulis blog hehehe). Mungkin karena ketika sang anak dikelurkan dari tubuh induk dengan tindakan operasi, sang induk dalam kondisi tidak sadar, sehingga ketika tiba-tiba sang anak muncul di hadapannya dia tidak bisa mengenalinya, apalagi warna bulunya berbeda, sang induk berwarna hitam legam sedang sang anak putih. Kemungkinan warna bulu sang anak didapat dari sang pejantan. Salah satu faktor lain mungkin dikarenakan sang induk hamil dalam umur yang masih terlalu muda, sehingga masih belum memiliki sifat keibuan yang matang. Ah, itu hanya beberapa opini analisa yang saya buat. Namun saya jadi teringat, bahwa jihadnya seorang wanita adalah ketika melahirkan. Subhanallah, kalau teringat cerita-cerita teman-teman yang melahirkan dengan normal (tanpa operasi), sungguh merupakan perjuangan yang luar biasa. Dan tadi ada seorang bayi laki-laki yang telah dilahirkan ke dunia ini. Semoga dia dapat tumbuh menjadi seorang mujahid yang berjuang di jalan Allah..aamiin.. (jadi inget dah janjian mo nengok sang dedek).

BEDA TRADISI

Rasanya telinga saya geli ketika ada seseorang mengatakan sebuah steatment "beda tradisi". Hey akh, kita ini hidup di dunia dengan berbagai karakter manusia. Kalau cuma menghadapi manusia yang sedikit frontal seperti saya dan langsung mengatakan bahwa kita "beda tradisi" sehingga masukan-masukan saya tidak bisa diterima, sehingga apa yang saya lakukan malah dianggap sesuatu yang tidak bisa diterima atau ditolelir karena alasan "beda tradisi' beda cara komunikasi dan cara pengungkapan permasalahan, bahkan mungkin sampai di cap "anomali". Saya tidak membayangkan bagaimana ketika kalian terjun langsung di masyarakat dan menghadapi berbagai macam karakteristik manusia yang mungkin jauh lebih "parah" dari saya. Dari kaca mata saya sendiri, apa yang saya lakukan ini masih berada di jalur normal, entah mungkin kalian menganggapnya diluar jalur karena kita "beda tradisi", padahal di tempat saya yang dulu hal itu masih dianggap wajar. Menurut saya bukan tradisi yang harus disalahkan dan dianggap berbeda, tapi tingkat toleransi dan sensitifitasnya yang perlu dipertanyakan.
Sudahlah, yang saya harapkan kalian bisa semakin bijak dalam menghadapi segala hal yang ada di sekitar kalian, mumpung kalian belum terjun secara langsung di masyarakat. Bagi saya sendiri, saya akan berusaha untuk mengikuti "aturan main" kalian, namun dengan tetap tidak mengekang prinsip-prinsip dasar saya, saya tidak mau diubah menjadi manusia-manusia bisu yang tidak bisa menyuarakan perubahan ke arah yang lebih baik, yang hanya bisa mendengar dan berkata "iya". Saya tetap akan memperjuangkan hal yang saya anggap bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Saya siap dengan berbagai macam konsekuensinya, saya siap entah berapa banyak akan kalian lukai, karena hal itu tidak akan menyurutkan prinsip-prinsip serta idealisme yang sudah saya tanamkan di dalam hati nurani saya.

tidak dengan diam semua akan menjadi benar
tidak dengan berpangku tangan kita akan menang
terkadang sebuah perubahan memerlukan pengorbanan
"SENANTIASA BERLARI, JANGAN PERNAH BERHENTI"

Jumat, 08 Februari 2013

Perasaan ini manusiawikah?

Tidak terasa aku telah lama berjuang di ruang gerak ini, satu tahun sudah lamanya..hmmmm..impian-impian itu..harapan-harapan itu..usaha-usaha itu..perjuangan-perjuangan itu..totalitas!
Sebenarnya, apa yang kuharapkan dengan berjuang di ruang gerak ini, dengan begitu lugu aku masuk ke ruang gerak ini, dengan segenap kemauanku sendiri. Tanpa mengerti sesuatupun tentangnya, namun secara ajaib langsung ku jatuh hati.
Ada yang bilang, "Jangan terlalu mencintai sesuatu, karena kita tidak akan bisa tahu bahwa suatu saat dia bisa menyakitimu". Ah, kenapa hal itu yang terjadi untuk saat ini, ruang gerak ini yang dulu membuatku langsung jatuh hati, kini mulai melukai hati. Apakah karena mimpi-mimpi yang mulai terwujud itu terasa sedikit beralih, apakah karena manusia-manusia yang berada di dalam terasa tidak memandangku lagi, atau karena semua mulai bergerak dan meninggalkanku pergi, atau karena fokusku yang sudah mulai berganti.
Hey, sebenarnya apa alasanku untuk berjuang di ruang gerak ini..saat ini aku perlu berhenti sejenak..untuk kembali menggali memori..memantapkan hatiku lagi..bahwa berada di ruang gerak ini karena Illahi Robbi.

Manusiawikah perasaan ini?
yang kadang terluka oleh saudara sendiri..
Manusiawikah perasaan ini?
yang kadang ingin dihargai..
Manusiawikah perasaan ini?
yang kadang ingin dimengerti..
"Jangan berharap pada manusia, karena dia adalah tempat kekecewaan. Berharaplah hanya kepada Allah Yang Maha Memberi"

Kamis, 07 Februari 2013

Berlari

Inginku masih berlari dan sedikit menari..
sambil menikmati senyuman kecil yang tersungging di dalam hati..

Terkadang ada yang melirik iri,
mungkin karena kakiku masih bisa lepas bebas mengikuti irama hati..
Ah, namun terkadang aku pun tertegun terdiam
mempertanyakan dalam kehampaan..
Sesekali aku pun berhenti,
Meneliti kembali gerakan diri
Apakah masih sesuai kehendak-Mu ya Robbi
Dan ketika saatnya datang lagi
Maka aku akan kembali berlari..

Rabu, 06 Februari 2013

"Sebuah Batu" (5)

Hei baru sadar sudah lama tidak menyentuh blog ini..blog yang isinya ga penting mungkin..hehehehe..
Mari kita lihat lagi, bagaimana nasib batu itu sekarang..

Batu itu, setelah sekian lama berada di halaman depan "rumah', mulai melihat bagaimana isi di dalam 'rumah". Semakin melihat isi dari "rumah" baru itu, dia semakin sadar bahwa memang benar-benar berbeda dari "rumah" lamanya. Batu merasa dialah yang paling keras, bagian lain dari rumah itu tidak sekeras dia, batu itu juga merasa berbeda karena bagian-bagian "rumah" yang lain tampak begitu menyatu.
Hei, sang batu menemukan sebuah celah, sebuah tempat dimana dia merasa mungkin dia bisa bermanfaat disana. Pergilah sang Batu ke celah itu, beberapa lama dia brada di sana, berusaha membawa kemanfaatan dan perubahan. Namun sekali lagi, dia memang berbeda, terlalu keras dan warnanya tidak menyatu, sehingga dia takut malah akan merusak. Perlahan pun sang Batu kembali ke tempatnya semula, di halaman depan "rumah".
Tiba-tiba dari dalam "rumah" terdengar celetukan bahwa mereka memerlukan batu untuk sebuah keperluan, namun sang Batu yang masih merupakan bagian baru dari "rumah" itu pun bingung, dia sama skali tidak tau bagaimana kondisi yang ada didalam "rumah" itu, dia ingin bergerak, dia ingin membantu, namun kakinya terasa kelu, tak tau harus bergerak kemana.