Cuma sebuah celotehan yang mewarnai garis kehidupan

Selasa, 13 September 2011

jadwal yang kacau

sedikit bercerita tentang kekacauan hari ini..
Pagi-pagi sudah ke kantor siap-siap untuk ngajar "Teori" di dalam kelas untuk pertama kalinya (semester yang kemarin kan hanya boleh ngajar praktikum), eh ternyata salah jadwal, saya ternyata kebagian ngajar jam 13.00 setelah istirahat siang. Yaudah, dari pada nganggur akhirnya ngurusin barang-barang akreditasi. Gara-gara keasikan di ruang GJM (Gugus Jaminan Mutu), akhirnya lupa waktu, ternyata saya melewatkan jadwal sit in Histofisiologi saya. Padahal dosennya sebelum dan sesudah ngajar Histofisiologi berada di ruang GJM, akhirnya setelah menyadari kelalaian tersebut, saya malah pura-pura sibuk dengan laptop supaya tidak ditanyain.
Waktu terus berjalan, saya sudah larut dengan pekerjaan saya dengan file-file dan buku-buku yang harus disiapkan untuk akreditasi (diruangan GJM itu ada Dayu & mbak Asih juga), tiba-tiba ada beberapa mahasiswa yang datang ke ruangan dan menyapa kami "Siang Mbak..eh, Bu..kami mau menemui dosen PA (Pembimbing Akademik) kami", spontan kami bertanya, "Dosennya siapa?", salah seorang mereka menjawab, "Dokter Herlina". Nah lho, spontan saya & Dayu cukup terkejut dan terpana beberapa saat (dalam hati saya sampai berkata "Herlina itu bukannya nama saya ya?"), saya &  Dayu kan dosen yang baru masuk awal tahun kemarin dan belum pernah jadi dosen PA, ini gak ada angin gak ada hujan (gak ada SK dosen PA maksudnya) kok tiba-tiba ada mahasiswa nyari saya selaku dosen PA untuk KRSan. Otomatis saya juga gak paham gimana prosedurnya, lawong SK belum nerima apalagi buku panduan. Akhirnya Mbak Asih (dosen senior sekaligus sekertaris Wakli Bidang I) yang membantu menanganinya. Setelah mahasiswa pergi, saya dan Dayu langsung bertanya ke Mbak Asih, ini gak ada SK kok tiba-tiba dapat anak bimbing. Kata Mbak Asih, SKnya belum di kirim memang. Hadeeehhh, kalau dikomik-komik gitu pasti wajah syok saya tadi itu lucu sekali, untung masih bisa mennyembunyikan di depan mahasiswa bimbingan saya. Huft..
Waktu berlalu, jam dinding di GJM menunjukkan sudah hampir jam 13.00, saya mulai bersiap untuk mengajar. Eh, tiba-tiba mbak Asih menanyakan apa kuliahnya bukan besok, soalnya di jadwalnya mbak Asih kuliahnya besok jam kedua, sedang hari ini setelah istirahat tidak ada jadwal kuliah. Hiyaaaa, setelah di kros cek ke bagian administrasi ternyata jadwal yang dikirimkan ke semua dosen salah, masih jadwal yang lama & bukan jadwal terbaru. Walhasil, hari ini saya tidak ikut sit in dan tidak jadi mengajar. Hmmm, hari yang sedikit kacau..

Rabu, 07 September 2011

think difference

Saya teringat ketika sedang mengikuti pelatihan bagi dosen di lingkup UB, saat sang pemateri menanyakan "kalian suka dosen yang seperti apa", karena saya duduk di bagian paling depan maka saya disuruh menjawab. Saya tipe orang yang tidak suka dengan jawaban yang normatif. Akhirnya saya jawab "kaya", huaaa..langsung ekspresi pemateri dan teman-teman pelatihan berubah, bahkan ada yang nyeletuk "matre berarti"..nah lho, saya kan emang asal jawab, tapi yang pasti saya gak ingin jawaban yang normatif & tujuan saya berhasil. Setidaknya jawaban itu sangat berkesan sampai ada yang mengomentari, dibandingkan dengan jawaban-jawaban normatif lain yang hanya berlalu begitu saja.

Selasa, 06 September 2011

Belajar dari Film Cartoon ;)

Pemeran utama dalam setiap film cartoon adalah sosok yang memiliki semangat yang tak pernah habis, senantiasa berjuang sekuat tenaga, ketika terjatuh akan selalu bangkit kembali. Berjuang tanpa henti hingga tetes darah penghabisan, sampai akhirnya dia mampu meraih kemenangan. Pemeran pendamping adalah orang yang berada di dekat pemeran utama, tugasnya adalah menyemangati sang pemeran utama, mendampingi dan membantunya, hanya sekedar itu. Pemeran pendamping tidak memiliki kemauan atau kewajiban untuk menjadi pemenang, dia adalah pemeran protagonis yang berperan sebagai pendukung.

Seperti halnya dalam film cartoon, begitu pula dengan kehidupan kita. Pilihan itu ada pada diri kita, apakah kita ingin menjadi pemeran utama dalam film kehidupan kita ataukah hanya sebagai pemeran pendamping. Ketika kita ingin menjadi pemeran utama dalam film kehidupan kita maka kita harus menjadi sosok yang berjuang hingga batas maksimal, tidak pernah berputus asa atas rahmat Allah, dan bertawakal kepada Allah dengan mengharapkan hasil terbaik.

"Sesungguhnya, tak kudapatkan cela yang besar dalam diri seseorang kecuali kemampuan untuk sempurna, tetapi Ia tidak mau berjuang untuk meraihnya" (Abu Thayib Al Mutanabbi).

Jumat, 02 September 2011

"Sebuah BATU"(3)

Eh..tiba-tiba, setelah sekian lama sang Batu menunggu. Akhirnya ada seseorang yang tiba-tiba dengan sekenanya mengambilnya dan kemudian menaruhnya di depan sebuah rumah. Sang Batu melihat sebuah rumah asing berada di depannya. Lebih tepatnya, saat ini sang Batu berada di depan pagar dari rumah tersebut. Ia hanya bisa melihat dari luar, sesekali ketika pintu pagar dibuka Ia bisa melihat apa yang terjadi di dalam rumah tersebut, namun selebihnya Ia tidak tahu apapun yang terjadi di dalam rumah tersebut. Timbul sebuah kerinduan yang begitu mendalam setiap kali Ia melihat pintu rumah itu terbuka, rindu untuk menjadi bagian darinya. Ia merasa iri melihat semua hal yang bisa berada di dalam rumah itu. Namun Ia tetap bersyukur karena sekarang Ia sudah semakin dekat, meskipun masih di luar pagar tapi Ia tidak pernah menyerah untuk berharap bahwa suatu saat Ia akan berada di dalam rumah tersebut, setidaknya berada di halaman rumah tersebut.