Cuma sebuah celotehan yang mewarnai garis kehidupan

Selasa, 13 Desember 2011

PROFESOR, DOCTOR & dokter hewan.. ;)

Jadi dosen muda itu..berasa nano-nano.. (rame rasanya).

Dengan sedikit tergesa saya memacu sepeda motor saya, sesampainya di tempat tujuan langsung naik ke lantai 3, berharap workshop yang akan saya ikuti belum dimulai. Alhamdulillah, sesampainya di sana acara belum dimulai, bahkan perwakilan dari kantor saya belum ada yang datang.  Program studi kami masih terhitung baru, maka untuk mewakili workshop hari ini yang ditugasi adalah yang hari ini tidak ada jadwal mengajar. Alhamdulillah hari ini jadwal saya kosong, lumayan bisa nambah pengalaman dan informasi. Ketika memasuki ruangan saya sedikit merasa agak asing, karena orang-orang yang ada di dalamnya adalah dosen-dosen senior semua, bisa dibilang saat itu saya satu-satunya dosen muda di sana. Akhirnya teman-teman kantor mulai berdatangan, baik yang dosen muda maupun para senior. Acara pun dimulai, saya menyimak setiap presentasi dan diskusi dengan seksama karena kebetulan topik yang dibahas menarik perhatian saya, yaitu tentang  "Penelitian". Di sepertiga akhir dari workshop, diskusi yang dilakukan semakin mengerucut, akhirnya ditunjuklah perwakilan dari masing-masing fakultas untuk menjadi tim formatur. Masing-masing fakultas akhirnya mengusulkan nama-nama untuk dijadikan tim formatur. Ketika giliran kedokteran hewan disebut, tiba-tiba wakil bidang I Kedokteran Hewan menyebutkan nama saya untuk dimasukkan tim formatur. Seketika itu juga saya merasa terkejut, s
edangkan sang moderator yang merasa asing dengan nama saya akhirnya memanggil nama saya(kalau nama yang disebutkan dari fakultas lain adalah nama-nama dosen senior yang sudah banyak dikenal soalnya), dan saya hanya bisa tersenyum bingung sambil mengangkat tangan.
Subhanallah, pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan. Dalam tim formatur tersebut, sayalah dosen paling muda. Kalau gelar tim formatur yang lain adalah profesor dan doctor, saya yang mungil ini baru bergelar dokter hewan. Agak grogi juga sih, saya yang notabene masih sangat hijau ini, jadi dosen belum genap satu tahun, dihadapkan pada para pakar dan ahli. Saya berharap ke depannya saya bisa menjadi seperti mereka, orang-orang yang banyak berjasa dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan mebaginya dengan orang-orang yang ada disekitarnya.

Saya Dosen, Pak.. =D

December 13, 2011 by Herlina Pratiwi
serba-serbi seorang dosen muda yang menimbulkan berbagai rasa.. =)

Jadi, ceritanya tadi pagi sekitar jam 10.00 WIB, saya mendapat panggilan untuk ke GJM PKH di lantai 4 Gedung Perpus Pusat. Seperti biasa saya mengendarai sepeda motor untuk menuju tempat tersebut. Sesampainya di tempat parkir, laju sepeda motor saya terhenti karena bapak penjaga parkir berdiri menghalangi jalan menuju tempat parkir karyawan, beliau menunjukkan kepada saya untuk mundur sedikit dan parkir di samping. Karena merasa agak ribet, akhirnya saya bertanya, “Memangnya parkir yang di sana penuh ya Pak?” sembari menunjuk tempat parkir karyawan, lalu bapak penjaga parkir menjawab,”Itu tempat parkir karyawan, mbak”. Nah lho, spontan saja saya tersenyum lebar sambil berkata,”Saya karyawan, Pak. Saya dosen, Pak”. Akhirnya dengan wajah agak kaget, bingung, campur agak tidak percaya bapaknya mempersilakan saya untuk parkir di tempat parkir karyawan.
Saya jadi teringat kembali, saat-saat saya masih pertama mulai bekerja di UB, hal serupa pernah terjadi. Saat itu senior saya mengajak makan di kantin Perpus Pusat, karena kantin penuh maka senior saya mengajak untuk duduk di dalam ruangan khusus karyawan (di ruangan pojok kantin), beberapa saat setelah kami masuk ke ruangan tersebut ada sekelompok mahasiswi yang ikut masuk dan duduk di dalam. Ketika saya keluar dari ruangan tersebut untuk memesan makanan, tiba-tiba ada seorang pelayan yang menyapa saya dan berkata, “Maaf mbak, ruangan itu khusus untuk Karyawan”. Hiyaa, tanpa banyak berkata-kata (karena emang agak kaget dibilang seperti itu), akhirnya saya jawab,”Saya dosen, mas”. Lalu saya tinggal pelayan yang sepertinya masih agak kaget dengan jawaban saya itu, saya pergi untuk memesan makanan dan kembali masuk ke ruangan itu. Sampai saat ini, kalau saya bertemu pelayan itu, saya selalu ingat kejadian tersebut..hihihi..
Sebuah kejadian lagi tiba-tiba muncul di dalam ingatan saya, ketika UTS semester genap kemarin, saat itu saya ditugaskan untuk ikut menjaga ujian. Mahasiswa yang saya jaga sepertinya merasa sangat asing dengan saya, karena saat itulah saat pertama mereka melihat saya. Sampai suatu ketika, saya berada dalam satu lif dengan salah seorang mahasiswi dan mahasiswi yang tampak penasaran ini memberanikan diri untuk bertanya kepada saya,”Mbak kakak tingkat ya?”, dengan menyungging sebuah senyuman tipis saya menjawabnya dengan singkat,”Saya dosean baru”. Seketika itu mahasiswi tersebut diam dan tidak bertanya lagi.

Minggu, 11 Desember 2011

"Sebuah Batu" (4)

Hei, sang batu sekarang sudah benar-benar merasa berada di dalam 'rumah' itu, meski hanya berada di halaman depan. Dia mulai bisa melihat apa saja yang berada di halaman rumah itu. Sedikit terkejut, ternyata yang ada di rumah itu berbeda dengan yang ada di rumah lamanya. Isi rumahnya berbeda, dia merasa asing dan sedikit terheran dengan perbedaan itu, kadang menimbulkan rasa yang sedikit tidak nyaman. Sang batu berpikir, apa mungkin karena dia baru melihat salah satu sisi dari rumah itu, mungkin di sisi yang lain ada hal yang lebih baik dan membuatnya lebih nyaman. Sang batu tetap berusaha tenang dan bersabar, sambil mencari-cari apa yang bisa dia lakukan agar bisa menjadi bagian yang berguna bagi 'rumah' itu. Ketika memang tidak ada yang menempatkannya di suatu tempat yang memang dia diperlukan, berarti dia sendirilah yang harus mencari tempat dimana dia bisa dipergunakan dan bermanfaat.

blog baru, tapi tetep akan setia dengan blog ini ^-^

wuahhhh..dah lama gak buka blog ini, gara-gara terlena dengan tugas-tugas yang mulai menumpuk di kantor plus sekarang udah punya blog baru di herlinapratiwi.lecture.ub.ac.id, blog yang lebih menuntut untuk dihidupi karena melalui blog itu bisa berbagi ilmu dengan kalayak ramai..tapi tetep gak akan pernah melupakan blog ini, tempat berbagi segala unek-unek dan cerita-cerita..

Selasa, 13 September 2011

jadwal yang kacau

sedikit bercerita tentang kekacauan hari ini..
Pagi-pagi sudah ke kantor siap-siap untuk ngajar "Teori" di dalam kelas untuk pertama kalinya (semester yang kemarin kan hanya boleh ngajar praktikum), eh ternyata salah jadwal, saya ternyata kebagian ngajar jam 13.00 setelah istirahat siang. Yaudah, dari pada nganggur akhirnya ngurusin barang-barang akreditasi. Gara-gara keasikan di ruang GJM (Gugus Jaminan Mutu), akhirnya lupa waktu, ternyata saya melewatkan jadwal sit in Histofisiologi saya. Padahal dosennya sebelum dan sesudah ngajar Histofisiologi berada di ruang GJM, akhirnya setelah menyadari kelalaian tersebut, saya malah pura-pura sibuk dengan laptop supaya tidak ditanyain.
Waktu terus berjalan, saya sudah larut dengan pekerjaan saya dengan file-file dan buku-buku yang harus disiapkan untuk akreditasi (diruangan GJM itu ada Dayu & mbak Asih juga), tiba-tiba ada beberapa mahasiswa yang datang ke ruangan dan menyapa kami "Siang Mbak..eh, Bu..kami mau menemui dosen PA (Pembimbing Akademik) kami", spontan kami bertanya, "Dosennya siapa?", salah seorang mereka menjawab, "Dokter Herlina". Nah lho, spontan saya & Dayu cukup terkejut dan terpana beberapa saat (dalam hati saya sampai berkata "Herlina itu bukannya nama saya ya?"), saya &  Dayu kan dosen yang baru masuk awal tahun kemarin dan belum pernah jadi dosen PA, ini gak ada angin gak ada hujan (gak ada SK dosen PA maksudnya) kok tiba-tiba ada mahasiswa nyari saya selaku dosen PA untuk KRSan. Otomatis saya juga gak paham gimana prosedurnya, lawong SK belum nerima apalagi buku panduan. Akhirnya Mbak Asih (dosen senior sekaligus sekertaris Wakli Bidang I) yang membantu menanganinya. Setelah mahasiswa pergi, saya dan Dayu langsung bertanya ke Mbak Asih, ini gak ada SK kok tiba-tiba dapat anak bimbing. Kata Mbak Asih, SKnya belum di kirim memang. Hadeeehhh, kalau dikomik-komik gitu pasti wajah syok saya tadi itu lucu sekali, untung masih bisa mennyembunyikan di depan mahasiswa bimbingan saya. Huft..
Waktu berlalu, jam dinding di GJM menunjukkan sudah hampir jam 13.00, saya mulai bersiap untuk mengajar. Eh, tiba-tiba mbak Asih menanyakan apa kuliahnya bukan besok, soalnya di jadwalnya mbak Asih kuliahnya besok jam kedua, sedang hari ini setelah istirahat tidak ada jadwal kuliah. Hiyaaaa, setelah di kros cek ke bagian administrasi ternyata jadwal yang dikirimkan ke semua dosen salah, masih jadwal yang lama & bukan jadwal terbaru. Walhasil, hari ini saya tidak ikut sit in dan tidak jadi mengajar. Hmmm, hari yang sedikit kacau..

Rabu, 07 September 2011

think difference

Saya teringat ketika sedang mengikuti pelatihan bagi dosen di lingkup UB, saat sang pemateri menanyakan "kalian suka dosen yang seperti apa", karena saya duduk di bagian paling depan maka saya disuruh menjawab. Saya tipe orang yang tidak suka dengan jawaban yang normatif. Akhirnya saya jawab "kaya", huaaa..langsung ekspresi pemateri dan teman-teman pelatihan berubah, bahkan ada yang nyeletuk "matre berarti"..nah lho, saya kan emang asal jawab, tapi yang pasti saya gak ingin jawaban yang normatif & tujuan saya berhasil. Setidaknya jawaban itu sangat berkesan sampai ada yang mengomentari, dibandingkan dengan jawaban-jawaban normatif lain yang hanya berlalu begitu saja.

Selasa, 06 September 2011

Belajar dari Film Cartoon ;)

Pemeran utama dalam setiap film cartoon adalah sosok yang memiliki semangat yang tak pernah habis, senantiasa berjuang sekuat tenaga, ketika terjatuh akan selalu bangkit kembali. Berjuang tanpa henti hingga tetes darah penghabisan, sampai akhirnya dia mampu meraih kemenangan. Pemeran pendamping adalah orang yang berada di dekat pemeran utama, tugasnya adalah menyemangati sang pemeran utama, mendampingi dan membantunya, hanya sekedar itu. Pemeran pendamping tidak memiliki kemauan atau kewajiban untuk menjadi pemenang, dia adalah pemeran protagonis yang berperan sebagai pendukung.

Seperti halnya dalam film cartoon, begitu pula dengan kehidupan kita. Pilihan itu ada pada diri kita, apakah kita ingin menjadi pemeran utama dalam film kehidupan kita ataukah hanya sebagai pemeran pendamping. Ketika kita ingin menjadi pemeran utama dalam film kehidupan kita maka kita harus menjadi sosok yang berjuang hingga batas maksimal, tidak pernah berputus asa atas rahmat Allah, dan bertawakal kepada Allah dengan mengharapkan hasil terbaik.

"Sesungguhnya, tak kudapatkan cela yang besar dalam diri seseorang kecuali kemampuan untuk sempurna, tetapi Ia tidak mau berjuang untuk meraihnya" (Abu Thayib Al Mutanabbi).

Jumat, 02 September 2011

"Sebuah BATU"(3)

Eh..tiba-tiba, setelah sekian lama sang Batu menunggu. Akhirnya ada seseorang yang tiba-tiba dengan sekenanya mengambilnya dan kemudian menaruhnya di depan sebuah rumah. Sang Batu melihat sebuah rumah asing berada di depannya. Lebih tepatnya, saat ini sang Batu berada di depan pagar dari rumah tersebut. Ia hanya bisa melihat dari luar, sesekali ketika pintu pagar dibuka Ia bisa melihat apa yang terjadi di dalam rumah tersebut, namun selebihnya Ia tidak tahu apapun yang terjadi di dalam rumah tersebut. Timbul sebuah kerinduan yang begitu mendalam setiap kali Ia melihat pintu rumah itu terbuka, rindu untuk menjadi bagian darinya. Ia merasa iri melihat semua hal yang bisa berada di dalam rumah itu. Namun Ia tetap bersyukur karena sekarang Ia sudah semakin dekat, meskipun masih di luar pagar tapi Ia tidak pernah menyerah untuk berharap bahwa suatu saat Ia akan berada di dalam rumah tersebut, setidaknya berada di halaman rumah tersebut.

Senin, 15 Agustus 2011

berlian.

ada kalanya ketika semua permasalahan datang secara bersamaan..secara bertubi-tubi..membuat kepala terasa penat..terkadang tanpa kita sadari kita merasa sudah berada pada ambang batas kemampuan..

Kamis, 21 Juli 2011

terkadang rasa lelah tiba-tiba datang menyeruak..
fisik dan pikiran terasa lelah..
bertarung dengan waktu..berhadapan dengan kekacauan dan segala keterbatasan..
rasa rindu itu sayup-sayup menghampiri..
rinduuuu...

Rabu, 29 Juni 2011

"Sebuah BATU" (02)

Batu yang mulai menikmati keberadaannya sebagai bagian dari rumah, tidak pernah menyangka bahwa suatu saat dia harus berpisah dengan rumah itu. Suatu ketika, datanglah air bah yang menyeret batu itu dan membuatnya terdampar di tepi sebuah sungai. Batu merasa sedih dan dia merasa kesepian. Batu itu terus dan terus menunggu seseorang untuk mau memungutnya, menjadikan dia bagian dari sebuah bangunan, agar dia berguna. Setelah sekian lama menunggu, dia merasa lelah. Udara di tepi sungai itu terlalu dingin, aliran arusnya terlalu deras. Tidak ada seorang pun yang melihatnya apalagi sudi untuk memungutnya, dia merasa diatas permukaannya bahkan sekarang sudah ditumbuhi oleh lumut, aliran arus yang deras membuatnya merasa takut kalau-kalau dia akan ikut hanyut dan terbawa arus. Namun, yang bisa dia lakukan sekarang adalah menunggu dan senantiasa berdo'a kepada Sang Pencipta agar datang seseorang yang bersedia memungutnya dan menjadikannya bagian dari bangunan, agar dia menjadi berguna.

"Sebuah BATU"(01)

Alkisah sebuah batu yang berada ditepi sebuah sungai yang bening dan alirannya lembut. Batu itu merasa nyaman dengan keberadaannya, menikmati hembusan angin yang lembab, seretan arus yang lirih, dan suara gemericik aliran airnya. Suatu ketika, ada seseorang yang memungut batu tersebut dan menjadikannya bagian dari bangunan di rumah. Batu itu diletakkan di bagian teras dari rumah. Ada suatu hal yang berubah dari batu itu, setelah menjadi bagian dari rumah tersebut akhirnya batu itu merasa ketenangannya selama ini hilang dan digantikan dengan perasaan yang belum pernah batu itu rasakan sebelumnya, yaitu perasaan menjadi "berguna". Meski hanya ditempatkan di bagian teras, tanpa pernah tahu seperti apa bagian dalam dari rumah itu, namun batu itu selalu bersyukur karena telah dipungut untuk menjadi bagian dari rumah itu dan untuk menjadi batu yang "berguna". Akhirnya batu itu memahami tujuan Sang Pencipta menciptakannya.

Rabu, 15 Juni 2011

dosen-dosen muda dan ruangan barunya.. ;)

Alhamdulillah..akhirnya setelah hampir setengah tahun luntang-lantung dari satu ruang keruang lain karena belum memiliki ruang pribadi (maklum calon fakultas baru..ruanganya terbatas, ini saja sampai sekarang masih nebeng-nebeng di gedung orang) akhirnya hari ini kami berlima menempati ruangan baru kami..meski sebenarnya gak baru juga karena ini ruangan yang dulu dipakai oleh pengelola alias ketua program, wakil bidang dan antek-anteknya..tapi kami tetap bersyukur karena akhirnya bisa meletakkan barang-barang kami pada suatu tempat yang pasti, gak nebeng-nebeng diruangan orang lain lagi.
Seharusnya kalau di fakultas lain masing-masing dosen memiliki ruangan didekat laboraturiumnya sesuai dengan bidang yang diajar, tapi karena kami menempati ruangan eks pengelola jadi ruangan kami terpusat pada satu tempat, masing-masing ruangan ditempati oleh dua orang (seperti jaman masih sekolah dulu aja, ada ruang guru yang semua guru bisa kita temukan disana). Di ruangan baru ini sudah pasti bisa ditebak saya seruang dengan siapa..yup benar sekali, saya satu ruangan dengan Dayu. Kata Ketua Program (setara dengan Dekan kalau ditempat lain) saya ditempatkan dengan Dayu karena kami berdua memiliki bidang yang sama (Ahaha..memang benar-benar berjodoh dengan Dayu ya..).
HemmMMmm..luas ruangan ini 2,5x3,5 kotak asbes (bingung nyebutinnya, semoga gak salah), ada dua meja, dua kursi dosen (empuk, bisa muter-muter & bisa jalan-jalan), sebuah kursi biasa (terletak di depan meja saya), sebuah kabinet, wifi dan pendingin ruangan. Ruangan yang cukup nyaman..alhamdulillah, bisa menjadi rumah kedua (setelah kosan). Sekarang tinggal memenuhi kelengkapannya, tempat pensil, scedule time, papan tempelan, printer, rak kertas, tisue dan notes.
Hari ini semua orang tampak antusias menempati ruangannya masing-masing, menata masing-masing ruangan, me-list barang-barang yang diperlukan, termasuk mulai membagi tugas membawa alat-alat untuk mengisi sebuah ruangan kosong yang akan kami gunakan sebagai mushola. Setelah selesai dengan ruangan masing-masing, mulailah kunjungan-kunjungan terjadi dan sepertinya yang paling sering dikunjungi adalah ruangan saya & Dayu, karena kami berdua yang dari tadi terus-terusan berada di ruangan kami sendiri dan sibuk dengan laptop kami masing-masing (sok sibuk, padahal saya sedang menulis blog ini, sedangkan Dayu sedang main game), nah..sekarang di depan ruang saya ada 3 orang yang sedang ngobrol tentang misscom untuk jadwal kuliah besok. Lumayan rame jadinya ruangan ini hehe.. Oiya, saya lupa menyebutkan tembok diantara ruangan kami ini tidak tertutup penuh, ada sekitar 50cm dibawah asbes yang los, maksudnya nyambung antara semua ruangan, jadi kalau mau ngobrol sebelahan ruangan juga kedengeran gak harus ke ruangan sebelah, yang ada malah saling teriak antar ruangan.
Nah, sekarang jam kerja sudah selesai, teman-teman dosen pada mulai pulang..tapi saya dan Dayu masih sibuk dengan laptop masing-masing, masih betah di ruangan ini sepertinya. Ternyata kebiasaan kami berdua yang sering pulang paling akhir sejak jaman kuliah dulu masih belum berubah juga.. =p


Selasa, 14 Juni 2011

"my best friend is my best rival"

Terinspirasi dari judul sebuah komik yang pernah saya baca dahulu waktu saya muda, saya tidak terlalu ingat bagaimana jalan cerita komik tersebut, tapi karena judulnya yang unik maka sampai sekarang saya masih ingat..dan saya rasa judul ini cocok untuk kisah saya yang kali ini akan saya tulis..

Berawal dari sebuah PBA (Pembimbingan Baca Al-Qur'an, klo gak salah artinya itu, klo salah tolong dibenerin ya..), saat perkenalan semua anggota kelompok, saat dia ditanya tanggal lahirnya, dia menjawab "18 Mei", secara spontan tiba-tiba saya bertanya"1987?", dia bilang "iya..", langsung saya tanggapi "wahhhh...sama donk..". Itulah saat pertama saya mengenal sosok Dayu dan mengetahui bahwa kita berdua ternyata kembar cuma selisih beberapa jam, saya lahir subuh sedang Dayu lahir jam 9 pagi kalau tidak salah..
Berawal dari pertemuan tersebut, sepertinya Allah memang mentakdirkan banyak kesamaan diantara kami berdua, mulai dari sama-sama menyukai warna biru, sama-sama memiliki sebuah radio panasonic kecil dengan tipe yang sama, sama-sama menjadi asisten dosen Anatomi, sama-sama suka aktif di organisasi, sering bekerjasama jadi sekertaris atau kesekretariatan, sama-sama menjadi BPH di BEM FKH 2008, sama-sama menjadi Mawapres FKH 2008, sampai ceroboh & pikunnya pun hampir sama parahnya..berawal dari semua itu akhirnya kami berdua memiliki hubungan yang cukup dekat, sering keluar bareng, sering curhat-curhatan, ngerjain projer bareng, pulang dari kampus sore-sore barengan sampai menginap bersama..
Nah, kemarin waktu daftar CPNS dosen UB pun barengan sama Dayu..saat itu saya merasa diantara pelamar yang saya lihat Dayu adalah salah satu saingan berat yang saya prediksi pasti bakal keterima, secara Dayu adalah lulusan terbaik angkatan saya..Dan ketika pengumuman hasil seleksi CPNS diumumkan ternyata nama Dayu terpampang pada urutan pertama dan nama saya berada pada urutan kedua..Ya Allah..,ternyata takdir mengenai kebersamaan kami tidak hanya berakhir ketika kami lulus kuliah, namun ternyata berlanjut minimal sampai kami sama-sama pensiun..Nah, tadi siang baru diberi tahu oleh bu Dekan kalau saya nanti ditempatkan seruangan berdua dengan Dayu..ahaha..
Kalau dibandingkan dengan Dayu secara keseluruhan sepertinya saya pastinya yang kalah..Dayu itu pinter, baik, ramah, supel, periang, loman, ringan tangan, kreatif, dan banyak orang yang suka..Tapi yang jelas ada satu hal yang saya menang, karena saya bisa makan durian sedang Dayu gak bisa..mencium baunya saja kepalanya pusing..hihihi..jadi klo lomba makan durian pasti saya yang menang.. =p

Sabtu, 11 Juni 2011

bergerak lebih baik..

"Jangan menangisi apa yang telah berlalu..jangan teteskan air mata tanpa guna..Sungguh engkau tidak akan dapat mengembalikan sesuatu yang telah terjadi dan berlalu darimu"

"Kita tidak akan pernah bisa mengubah masa lalu dan melukis masa depan sesuai dengan keinginan kita. Jadi, mrngapa kita harus membunuh diri sendiri dengan bersedih atas sesuatu yang tidak mungkin kita ubah?"

"Kita tidak akan sanggup mengubah yang telah berlalu, sebagaimana kita tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi besok. Lalu mengapa kita harus terus menerus menyesal dan terus gelisah?"

Terkadang kita terlalu larut dalam menyesali apa yang kita buat, terkungkung oleh penyesalan yang tiada ujung, merasa bersedih dan terus menyesal..sampai akhirnya kita lupa bahwa yang seharusnya kita lakukan bukannya terus menerus memikirkan dan menyesali kesalahan kita namun seharusnya kita harus selalu bergerak untuk dapat memperbaikinya..untuk dapat menggantikannya dengan amalan-amalan yang terbaik dan lebih baik..karena sesungguhnya ketika Allah memberikan cobaan tersebut kepada kita, berarti Allah menyayangi kita..dan Allah memberikan dua pilihan kepada kita, menjadi lebih baik dan memenangkan ujian tersebut dengan semakin mendekatkan diri kepadanNYA maka Allah akan menaikkan derajat kita..atau semakin terpuruk dan menjauh dari Allah maka kita gagal dalam ujian itu..Sekarang tinggal mana yang kita pilih, bergerak untuk menjadi lebih baik atau semakin terpuruk dan pada akhirnya hancur?

new spirit

Jam 12 siang dapat undangan untuk makan-makan sekaligus membahas tentang penelitian untuk Thesis saya. Makan-makan lesehan di Lab Biokim, terasa begitu akrab dengan suasana kekeluargaan yang kental. Meski yang saya kenal hanya Prof. Ul, namun entah mengapa saya merasa bahwa saya akan bisa diterima disitu dan bisa mulai menjadi bagian di dalamnya. Di Lab itu, baik yang bergelar Profesor, Doktor, Master ataupun yang masih bergelar mahasiswa (saya termasuk yang masih bergelar mahasiswa S2 hehe..) semua duduk bersama, saling bercerita, bersenda gurau begitu hangat. Saya mulai merasa kagum, dari sebuah Lab mungil ini, yang ruangan-ruangan di dalamnya juga tidak terlalu besar, namun telah melahirkan banyak lulusan dari berbagai jenjang. Sebuah Lab yang diketuai oleh seorang Profesor wanita yang ulet dan tangguh, yang sejak tahun 1998 sampai sekarang tidak pernah absen tiap tahunnya untuk mmelakukan penelitian disamping kesibukannya mengajar dan menjadi pejabat di fakultas.  Selanjutnya, yang saya lihat dihadapan saya adalah dua orang lulusan cumloude yang disekolahkan S2 gratis dan dapat lulus dalam waktu 1,5th. Seorang Doktor yang baru diwisuda tadi siang, yang jauh-jauh merantau dari Aceh untuk meraih gelar S3nya pada usia yang sangat belia, kalau saya lihat anak tertuanya mungkin masih baru menginjak SMP. Dan beberapa murid S2 yang tampak memiliki semangat tinggi untuk menyelesaikan studi mereka. Dari ruangan mungil ini, saya ingin belajar banyak, tentang semangat untuk bisa, tentang arti dari sebuah kerja keras, tentang pentingnya untuk selalu belajar, tentang menemukan sebuah keluarga baru disini, tentang menjadi seseorang yang berguna. Banyak hal yang ingin saya pelajari, sebanyak yang saya mampu, dan semoga Allah meridhoinya..Amin.

Jumat, 10 Juni 2011

Ya.. tidak..

Ya...untuk tersenyum di setiap pagimu..mengucapkan syukur pada Illahi.
Ya..untuk menghargai dan menyayangi setiap hal disekitarmu..
Ya..untuk menyebarkan cinta dan kasih sayang kepada sesama..
Ya..untuk ucapan-ucapan baik yang membangun persahabatan sejati dan menjauhkan rasa dengki..
Ya..untuk senantiasa berdzikir, beristighfar, memanjatkan do'a dan memperbaiki tobat..

Tidak..untuk menyia-nyiakan waktumu untuk hal yang tidak berguna..
Tidak..untuk tenggelam dalam hawa nafsu dan menuruti segala yang diinginkannya..
Tidak..untuk selalu mengingat-ingat musibah yang telah berlalu, bencana yang telah lewat dan kesalahan yang telah terjadi..
Tidak..untuk melupakan akhirat dan bekal untuknya, serta mengabaikan keberadaanya..

AIM "Audit Internal Mutu"

ehm..hari ini mulai mengenal istilah AIM "audit internal mutu", karena sbg dosen baru dari awal sudah dilibatkan untuk membantu akreditasi, akhirnya sekarang diperbantukan untuk AIM juga..awalnya bingung juga, lawong artinya AIM aja kagak tau..tapi klo pas dijelasin sok2an jawab iya, kyak beneran tau aja..
akhirnya sekarang tau bedanya AIM ma akreditasi..mumpung masih muda & singgle jadi ingin mengetahui & mengikuti segala hal..bersyukur ikut dilibatkan bantu-bantu di AIM dan akreditasi lumayan nambah wawasan tentang audit lembaga.. =)

gundah dalam hati..

gundah ini berada dalam hati..
merenggut ketenangan yg kumiliki..
kembali menghadap Illahi Robbi..
merupakan tuntutan hati..

Ya Rob..hamba merindu dekapan itu..
dekapan ukhuwah itu..
dimanakah dekapan itu kini..
saat diri mrasa sepi..
saat hati merindui teman perjuangan sejati..