Cuma sebuah celotehan yang mewarnai garis kehidupan

Selasa, 19 Februari 2013

ANAK YANG TERBUANG

Hari ini pagi-pagi saya sudah bergegas ke LSIH untuk mengikuti pelatihan PCR yang kata seorang teman, saya telah didaftarkan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Kawatir datang terlambat, sesampainya di LSIH saya berlari menaiki tangga sampai di lantai 3, tempat diselenggarakannya acara tersebut. Tiba di meja resepsionis saya mencari nama saya di daftar nama peserta, dan yang terjadi adalah..nama saya tidak tercantum..akhirnya saya putuskan untuk kembali ke kantor, meskipun sebenarnya kalau sedikit memaksa saya bisa saja mengikuti pelatihan tersebut karena ketua penyelenggara dan beberapa panitia cukup saya kenal dengan baik (termasuk yang menjaga meja registrasi), tapi sudahlah, mungkin memang belum rejeki saya.
Akhirnya saya memacu si Sota menuju kantor, berhenti beberapa meter dari ruangan saya, begitu menuju ruangan, saya baru sadar bahwa`karena tergesa-gesa akhirnya saya lupa tidak membawa kunci ruangan saya. Akhirnya mengungsilah ke ruang diskusi Klinik Hewan, menemani seorang teman yang sedang dapat jadwal dokter piket Klinik.
Saat sedang asyik menyalakan laptop, tiba-tiba dua orang klien membawa seekor pasien datang, karena para medisnya sedang memandikan kucing, akhirnya saya yang harus membantu teman saya untuk menangani pasien seekor kucing jantan yang tidak mau makan dengan diagnosa  gangguan saluran kemih. Setelah menangani pasien tersebuut, kami mulai memperhatikan kondisi seekor kucing hitam yang tadi malam telah dilakukan operasi Caesar untuk mengeluarkan kelima anaknya yang pada akhirnya hanya seekor yang selamat. Dikarenakan semalam mengalami operasi yang cukup besar, maka sang induk masih terlihat lemas, sedangkan sang anak kelihat mencari-cari susu induknya dan kemudian mulai meminumnya. Namun setelah sang induk mulai segar, sang induk tidak mau didekati oleh anaknya, bahkan sang anak hampir dicakar ketika hendak menyusu. Melihat hal tersebut saya merasa kasihan pada sang anak. Akhirnya dengan dilapisi sebuah tisu, saya ambil sang anak yang besarnya cuma segenggaman saya. Sang anak saya letakkan ditangan kiri saya, sementara tangan kanan saya tetap bekerja, merevisi 3 buah laporan PKL dan sebuah Skripsi yang sudah terhidang dihadapan saya. Awalnya dia menangis, saya hanya bisa mengelusnya dengan jempol tangan kiri saya, lalu lama-kelamaan dia mulai tertidur (sudah capek nangisnya mungkin). Lalu dia terbangun dan menangis lagi, ketika saya angkat dari tangan kiri saya menggunakan tangan yang sebelah kanan, eh ternyata dia baru saja buang air kecil, terlihat tisu yang melapisinya diatas tangan kiri saya basah. Kemudian saya ganti dengan tisu yang baru, tapi dia nampak kurang nyaman, akhirnya saya letakkan dia langsung di atas permukaan kulit tangan kiri saya, dia mulai 'ndusel' dan menjilat-njilat permukaan tangan saya, terlihat sekali bahwa dia sedang kehausan. Sekali lagi, saya coba bawa ke induknya dengan harapan sang induk mau menyusui, namun ketika saya dekatkan, sang induk langsung menggeram. Tidak tega kalau sampai sang anak terluka. Akhirnya sang anak tetap berada di tangan kiri saya, menjilat-njilat dan sesekali menangis, lama-kelamaan tertidur kembali. Sembari saya tetap melakukan aktifitas saya dengan tangan kanan saya.
"Anak yang terbuang", itu yang bisa saya lihat pada anak kucing yang sekarang sedang tertidur lelap di tanngan kiri saya (sudah selesai revisi 1 Skripsi dan 1 laporan PKL, sekarangn lagi rehat nulis blog hehehe). Mungkin karena ketika sang anak dikelurkan dari tubuh induk dengan tindakan operasi, sang induk dalam kondisi tidak sadar, sehingga ketika tiba-tiba sang anak muncul di hadapannya dia tidak bisa mengenalinya, apalagi warna bulunya berbeda, sang induk berwarna hitam legam sedang sang anak putih. Kemungkinan warna bulu sang anak didapat dari sang pejantan. Salah satu faktor lain mungkin dikarenakan sang induk hamil dalam umur yang masih terlalu muda, sehingga masih belum memiliki sifat keibuan yang matang. Ah, itu hanya beberapa opini analisa yang saya buat. Namun saya jadi teringat, bahwa jihadnya seorang wanita adalah ketika melahirkan. Subhanallah, kalau teringat cerita-cerita teman-teman yang melahirkan dengan normal (tanpa operasi), sungguh merupakan perjuangan yang luar biasa. Dan tadi ada seorang bayi laki-laki yang telah dilahirkan ke dunia ini. Semoga dia dapat tumbuh menjadi seorang mujahid yang berjuang di jalan Allah..aamiin.. (jadi inget dah janjian mo nengok sang dedek).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar